Beranda > Uncategorized > Sekolah Unggulan vs Sekolah Unggul

Sekolah Unggulan vs Sekolah Unggul

Meskipun sudah hampir satu minggu masuk sekolah, dan proses belajar mengajar untuk siswa baru sudah dimulai, ternyata masih ada beberapa orang tua siswa yang kecewa karena anaknya tidak bisa masuk ke sekolah unggul ( baca : diunggulkan). Lebih-lebih akhirnya sang anak hanya  bisa bersekolah di sekolah swasta. Rasa kecewa tentu saja saya rasakan ketika mendengar keluhan tersebut, lebih-lebih anaknya masuk di sekolah dimana saya mengajar.  Saya berusaha untuk menyembunyikan kekesalan saya, karena saya sadar setiap orang tua tentu ingin anaknya sekolah di sekolah yang diungulkan tentunya.  Saya hanya mengambil sisi positip dari pernyataan orang tua tersebut. Paling tidak ada dua hal yang perlu saya pikirkan. Pertama, apa yang harus dilakukan agar seseorang bisa tertarik dengan sekolah dimana saya mengajar. Kedua, saya harus bisa membuktikan bahwa anaknya  yang saat ini berada di sekolah saya bisa saya bimbing secara maksimal.

Trend sekolah unggul (baca : diunggulkan) saat ini memang menyita pikiran sebagaian orang tua agar anaknya bisa berada pada komunitas anak-anak unggul dengan harapan memiliki masa depan yang lebih baik. Salahkan pemikiran orang tua semacam ini ? Jawabnya pasti tidak. Ya…siapapun orang tua termasuk saya pasti akan berpikiran sama. Persoalannya adalah dimana sebenarnya keunggulan yang dimiliki sekolah yang diburu sebagian orang tua ini, apa kelebihannya ? Kenapa tidak semua sekolah bisa menjadi unggul (baca : diunggulkan), sehingga memiliki daya tarik orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

Kalau boleh berpendapat (maaf pendapat pribadi), sebenarnya setiap sekolah tentu punya keunggulan, tergantung dari sisi mana kita menilainya. Berikut ini adalah beberapa type sekolah yang saya tahu memiliki keunggulan.

1. Sekolah A

Sekolah ini memang tidak begitu menonjol di bidang akademik, namun disetiap ajang kompetisi olah raga, belum ada yang mengalahkan termasuk dari sekolah negeri sekalipun.

Sudahkah semua  masyarakat  mengakui bahwa sekolah A memiliki keunggulan ? diakui atau tidak saya  hanya berpendapat bahwa sekolah A termasuk sekolah yang memiliki keunggulan di bidang olahraga.

2. Sekolah B

Berbeda dengan sekolah A, sekolah B selalu mengedepankan pada budaya tata krama terhadap siswa-siswinya, di bidang olah raga, seni atau akademik tidaklah begitu menonjol. Apakah sekolah ini memiliki keunggulan ? sekali lagi saya berpendapat sekolah B memiliki keunggulan yang bisa diharapkan oleh semua orang tua, yaitu siswa yang berakhlak mulia.

3. Sekolah C

Type sekolah ini biasa-biasa saja, dilihat dari prestasi akademik maupun non akademik datar-datar saja. Seorang teman satu kelas waktu kuliah dulu pernah mengajar di sekolah type C ini. Jumlah rombongan belajarnya mencapai 30 kelas. Apa keungulan sekolah ini ? Kenapa waktu itu jumlah siswanya begitu banyak ? teman saya pernah bercerita. Ketika salah satu anggota keluarga dari siswa di sekolah ini  meninggal, Sejumlah siswa dan guru pengajar di sekolah ini, selama satu minggu dengan sukarela melakukan tahlilan (mendoakan orang yang sudah meninggal dengan membaca tahlil, tahmid, takbir, sesuai budaya yang berlaku di daerah itu) di rumah duka dengan membawa ugo rampe ( minuman, makanan kecil, dll) sendiri. Apa sebenarnya keunggulan sekolah ini sehingga setiap tahun menolak siswa, ….yang jelas menyentuh hati masyarakat di  sekitarnya,…..dan itulah keunggulannya.

4. Sekolah D, E, F,….., Z

Type sekolah D sampai Z memiliki keunggulan yang berbeda pula, ada yang unggul di bidang seni, ada yang unggul di bidang komputer, dan ada yang unggul di bidang lain sebagai ciri khas sekolah tersebut, demikian pula dengan sekolah type  Z yang memiliki ciri khusus pada mata pelajaran pendidikan agama,  seperti  mapel Akhlak, akidah, tauhid, fiqh, alquran, dan lain-lain. Semua itu memiliki keunggulan sendiri-sendiri.

Bagaimana dengan RSBI ? Di mana keunggulannya ?

Berbeda dengan sekolah type A sampai Z, maka RSBI merupakan produk pemerintah dan diunggulkan melalui pesan sponsor, karena itu bila masyarakat tertarik dengan produk ini adalah sesuatu yang wajar. Karena produk pemerintah, maaf saya tidak akan banyak berkomentar. Tetapi paling tidak RSBI lebih banyak memiliki keunggulan dibanding non RSBI tentu saja. Apa saja keungulan yang dimiliki RSBI ? ya….kira-kira seperti di bawah ini ( maaf bila keliru) :

  • Pertama : Unggul dalam input ( NEM siswa) atau sebut saja the best input.
  • Kedua  : Unggul dalam biaya(karena katanya  diijinkan oleh pemerintah untuk menarik biaya lebih)
  • Ketiga : Unggul dalam menerima bantuan pemerintah
  • Keempat : Unggul dalam buku Pelajaran ( bentuknya Bilingual, halaman kiri bahasa Inggris, halaman kanan bahasa Indonesia, jadi lebih tebal dibanding buku sekolah lain)
  • Kelima : Unggul dalam tugas siswa (tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa banyak sekali, beberapa bahkan harus mencari lewat internet)
  • Keenam : Unggul dalam Pengajaran (Beberapa guru menggunakan Bahasa inggris)

Nah, ada yang mau menambahkan ? Tentu masih banyak keunggulan lain yang saya tidak tahu..

Dari beberapa type sekolah di atas termasuk RSBI, mana yang termasuk sekolah Unggul ?

Maaf, saya tidak bisa menjawab. Saya cuma beranalogi……Kesebelasan Spanyol dan Belanda Pada saat masuk final ( belum pertandingan) kira-kira mana yang unggul ? Tentu saja jawabnya bervariasi, bahkan boleh dikata fifty-fifty, ada yang mengatakan unggul Belanda, dan ada pula pula yang mengatakan unggul Spanyol. Nah….setelah pertandingan ternyata dimenangkan oleh Spanyol, …maka semua pasti setuju kalau saya mengatakan unggul spanyol.

Lalu,…bagaimana kira-kira bila kesebelasan Spanyol yang unggul tadi bertanding dengan kesebelasan Indonesia ? Saya yakin semua akan mengatakan kesebalasan indonesia, pasti kalah, bahkan mungkin ada yang mengatakan “Lelucon Apa ini ?”meskipun itu negara kita sendiri. Kenapa ? ….jelas-jelas belum tandingannya.

Apakah komentator bola lalu berani mengatakan : “Kalau kita bina dengan sungguh-sungguh…..pasti bisa, yang penting bagaimana cara melatihnya, bagaimana metodenya, kita drill latihan terus, kalau perlu  kasih tambahan jam, atau dikarantina”.

Maksudnya Apa ?

Ya …..menurut saya untuk menyebut sekolah unggul atau tidak tentu perlu ada kompetisi, perlu ada pembuktian mana yang lebih unggul, tentu saja dengan lawan yang memiliki strata sama. (maaf kalau salah). Spanyol tidak akan disebut unggul bila tidak mengalahkan Belanda, dan Spanyol tidak tahu malu kalau mau melawan kesebelasan Indonesia (input pemainnya saja berbeda jauh).

Sekolah A sampai Z  silakan berkompetisi, tapi jangan melawan yang terakhir bukan ? Ndak fair namanya.

Lalu Apa ciri-ciri sekolah Unggul ?

Tom J porkins , mahasiswa program doktoral di Harvard University meminta bantuan temannya, seorang konsultan manajemen dan pendidikan di Indonesia (radar 28 Juni 2010), untuk meneliti indikator-indikator sekolah unggul di indonesia. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut ternyata bahwa sekolah unggul di Indonesia baru 1 % (luar biasa).

Menurut Tom J Parkins,  ciri-ciri sekolah unggul adalah sebagai berikut :

  1. Sekolah tidak menerapkan tes masuk pada siswa barunya
  2. Kemampuan akademik dan moral siswa barunya sangat beragam
  3. Guru lebih banyak dituntut menjadi “agen perubah”, yaitu mengubah kondisi akademik dan moral siswa yang negatif menjadi positif.
  4. Guru mengembangkan kemampuan para siswanya dengan cara yang berbeda-beda.
  5. Gaya mengajar guru harus menyesuaikan dengan gaya belajar siswanya
  6. Mengutamakan Proses Pembelajaran dibandingkan  input siswa.

Sudah adakah di daerah kita yang memiliki sekolah dengan ciri-ciri yang diutarakan oleh Tom J Parkins di atas ? jika saja semua sekolah memiliki ciri-ciri seperti di atas, dimana peran guru menjadi dominan dan bekerja secara profesioanal dengan tidak tergantung pada input siswa saja, maka saya yakin tidak mungkin ada orang tua yang pusing untuk menyekolahkan siswanya, tidak ada orang tua yang kecewa karena tidak masuk ke sekolah yang diunggulkan (maaf bukan sekolah unggul…, karena belum sesuai ciri-ciri di atas), dan juga tidak ada guru yang mengatakan kegagalannya adalah karena  input siswa, semua berkompetisi dengan input siswa yang beragam, semua berlomba-lomba untuk menunjukkan bahwa sekolahnya adalah yang terbaik, dan tidak lagi perlu ada analogi pertandingan antara kesebelasan Spanyol dengan kesebelasan Indonesia, ……

Kategori:Uncategorized
  1. Maret 5, 2016 pukul 10:30 pm

    Good answer back in return of this difficulty with real arguments and explaining all concerning that.

  2. Maret 3, 2012 pukul 5:26 pm

    banyak wali murid tertipu dg jargon unggulan ,shg jika anaknya gak diterima disekolah unngulan dianggapnya sudah gagal, padahal,,,,,,,,,,,masih banyak sekolah lain yang tdk disebut-sebut UNGGULAN tapi kenyataannya mampu menghasilkan lulusan yang handal dg ditandai CERDAS IQ NYA, CERDAS PERASAAN/NURANINYA, CERDAS SPIRITUAL/AGAMANYA.

  3. niseob
    Oktober 2, 2011 pukul 2:48 pm

    artikel yang sangat menarik,, inilah yang saya cari-cari dari dulu pak..
    kalau boleh tanya, ada ngga yah buku yang membahas tentang hal ini?

  4. Juli 21, 2010 pukul 10:50 am

    Artikel yang menarik mas… banyak hal yang ternyata mesti kita ketahui lagi tentang sebuah sekolah

  5. Juli 21, 2010 pukul 4:17 am

    jaman sekarang sich buat saya sich ngak terlalu mandang sekolah unggul dengan sekolah swasta, banyak yang membuktikan bahwa sekolah swasta lebih memiliki keunggulan dibandingkan sekolah unggul(yang diunggulkan)

    • Juli 23, 2010 pukul 1:52 am

      Betul sekalil Pak. Saya setuju, tapi kita juga harus dukung program pemerintah untuk membuat sekolah unggul ya Pak. syukur-syukur sekolah yang memang sudah betul-betul unggul untuk diberi tambahan subsidinya agar warga sekolah makin termotivasi untuk saling berkompetisi.

  6. Juli 19, 2010 pukul 3:33 pm

    kalau sekolah unggul mensyaratkan inputannya berkualitas unggul, tak heran jika outputnya juga unggul. Saya akan benar-benar salut, jika sekolah tersebut menerima siswa dari golongan manapun, dengan tingkat kecerdasan apapun, namun akhirnya memiliki lulusan yang jempolan. Ini baru sekolah unggul!

    • Juli 19, 2010 pukul 4:07 pm

      Wah, ini baru pendapat yang cerdas sekali, sesuai dengan pengertian unggul itu sendiri. Ya inilah Pak yang dikehendaki orang tua siswa sebenarnya. Anaknya bodoh disekolahkan menjadi pintar, berakhlak kuranng baik menjadi berakhlak baik, anak kurang percaya diri menjadi manusia dewasa yang percaya diri, dll lah, intinya dari negatip menjadi positip.

  7. Juli 19, 2010 pukul 9:17 am

    Unggul impian setiap siswa, unggul juga jadi braanding setiap sekolah tapi yang penting adalah realita

    • Juli 19, 2010 pukul 1:34 pm

      Untuk mewujudkan realita memang dibutuhkan kerja keras khususnya dari warga sekolah termasuk di dalamnya orang tua siswa. Yang penting unggul tidak hanya ditentukan oleh outputnya saja, tetapi bagaimana prosesnya, dan seberapa besar perubahan yang terjadi.

  8. Juli 19, 2010 pukul 9:13 am

    Sekolah unggulan impian setiap orang, namun yang terpenting bagaimana menjaga agar tetap unggul itu yang sulit

    • Juli 19, 2010 pukul 1:38 pm

      Betul sekali Pak. Untuk membangun sebuah taman dengan harga mahal agar tampak indah itu mudah. Apakah taman itu akan tetap indah tanpa perawatan yanng profesional itu yang sulit.

  9. julianusginting
    Juli 19, 2010 pukul 2:23 am

    sekolah unggulan vs sekolah unggul terkadang susah dipisahkan ya pak, tp yg pasti di indonesia skr ini telah banyak digalakkan sekolah unggulan artinya sekolah yg kurikul dan disiplin pengajarannya standart internasional..sehingga disebut siswanyapun unggulan

    • Juli 19, 2010 pukul 5:43 am

      Ya mungkin mas. Kita doakan saja semoga semua RSBI akan menjadi SBI, sehingga dana yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak sia-sia.Yang penting jangan sampai nasibnya seperti SMA Taruna Nusantara Magelang. Sudah jelas-jelas SMA Unggul meskipun tidak pernah menamakan dirinya sebagai sekolah unggul, tetapi yang masuk waktu itu kan bervariasi, yang penting pintar, tidak pandang miskin atau kaya. Nah kenapa subsidinya justru sekarang tidak seperti dulu, malah membuat banyak rencana sekolah ungulan yang belum tentu unggul.Jadi kalau sudah niat untuk membentuk SBI ya jangan kemudian subsidi bantuannya dikurangi kalau perlu ditambah, sehingga biaya sekolahnya gak mahal, biar tidak didominasi oleh orang-orang kaya saja. Asal pintar, yang miskin kan juga punya hak untuk masuk disitu.

  10. Juli 18, 2010 pukul 2:34 pm

    Wah, yang komen dah banyak.
    Yang sy tahu ni; di atas sono masih ada sekolah yang atapnya nyaris ambrol tapi hingga sekarang gak kebagian bantuan proyek rehab, tetapi si RSBI terus saja digelontor dana, dan hasilnya: pada UN Utama yang lalu beberap siswanya gak lulus.

    • Juli 18, 2010 pukul 2:47 pm

      Ya,…mungkin belum seluruhnya RSBI Pak. Soalnya ada juga yang RSBI nya baru satu kelas. Setahu saya sih ini baru tahun ketiga.Kalau seluruhnya sudah RSBI ada yang gak lulus itu baru betul-betul RSBI = Ra Sido Berbasis Internasional.

    • Juli 21, 2010 pukul 4:20 am

      bukan masih ada lagi pak,,, tapi masih buanyak banghet….

  11. Juli 18, 2010 pukul 9:58 am

    kalau menurut saya … sekolah yang dikatakan unggul atau unggulan (menururt saya) … pas sekali dengan apa yang dikatakan pak tedy diatas .. yaitu sekolah yang mampu dan bisa mengeluarkan jebolan-jebolan anak didik yang pintar, sukses dan berhasil didunia pekerjaan saat ini …
    namun sayang ada beberapa sekolah yang memiliki guru (katanya profesiaonal) tetapi didalam menjalankan tugasnya masih setangah2 .. alias tidak mau full didalam mengabdikan diri menjadi seorang guru..

    • Juli 18, 2010 pukul 2:53 pm

      Tapi kan ndak banyak to Pak ? kalau ndak banyak berarti oknum, meskipun perlu disayangkan sih. Yang namanya oknum dimana-mana juga jelek. kalau oknumnya banyak ya harus di oknam, kalau perlu amputasi.

  12. Juli 18, 2010 pukul 12:05 am

    Ketika semua jadi mahal… yang miskin gak boleh sakit, gak boleh pintar dan gak boleh apa lagi ya… mmmm…, kalo menurut saya unggulan gak unggulan yang penting tu anak bisa menyerap ilmu dengan baik dan mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat, menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur kedepannya. 🙂

    • Juli 18, 2010 pukul 1:58 am

      Setuju sekali Pak, sebab manusia yang unggul adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain dan memiliki aklak yang mulia.

    • Juli 18, 2010 pukul 9:54 am

      wah pak Zarod memang pinter … (Polisi hebat Pak Zarod ini .. heee).

  13. Juli 17, 2010 pukul 5:03 pm

    wah, lagi2 berjumpa dengan kawan blogger yang berprofesi sama. =)

    Ditempat saya mengajar pun sama seperti itu, ada beberapa orang tua siswa yang tengah berbicara dengan orang tua siswa yang lain. Rata2 yang mereka bicarakan adalah keluhan, keluhan dan keluhan mengenai kekecewaan mereka harus bersekolah ditempat saya mengajar. Hanya karena anak mereka yang tidak lolos saat test-masuk sekola2 favorit / unggulan

    • Juli 17, 2010 pukul 5:51 pm

      Makanya Pak, kita buktikan dulu Bahwa sekolah kita juga mampu melayani peserta didik secara maksimal, sesuai dengan gaya belajar siswa, sehingga masyarakat akan percaya dan tidak lagi ada keluhan bila masuk di sekolah kita. Jadi wajar-wajar untuk sementara ini orang tua lebih cenderung ke sekolah yang diunggulkan.

  14. Juli 17, 2010 pukul 1:52 pm

    MAAF, nyaris lupa menyampaikan salam perkenalan. SALAM Kenal Mas, Terimakasih sebelumnya sudah sempat berkunjung ke blog sederhana tusuda. SUKSES selalu ya…

    • Juli 17, 2010 pukul 2:09 pm

      Sama-sama Pak, terima kasih atas kunjungan balasannya.

  15. Juli 17, 2010 pukul 1:48 pm

    Bisa diartikan sekolah itu menghasilkan lulusan yang serba jagoan, handal, menjadi alumni yang tenaga dan pikirannya selalu siap menghadapi segala tantangan.

  16. Juli 17, 2010 pukul 7:59 am

    kunjungan balasan pak…

    artikel yang bagus..
    jadi tahu sekarang bgmna ttg sekolah unggulan.

    salam kenal n tukeran link ya apak!!
    trima kasih.

    • Juli 17, 2010 pukul 8:54 am

      Terima kasih Pak atas kunjungan baliknya, mudah-mudahan kita bisa saling tukar informasi ya Pak.

  17. Juli 17, 2010 pukul 12:29 am

    Istilah sekolah unggulan atau diunggulkan ini memang sering kita dengar. Menurut saya pribadi istilah ini kurang tepat saja krn sekolah yg ‘katanya’ unggulan itu blm pasti juga sll bisa menghasilkan lulusan yg terbaik. Tidak jarang dari sekolah yg ‘statusnya’ biasa2 saja bisa menghasilkan lulusan terbaik. Kalau sebuah sekolah menjadi diunggulkan krn fasilitas yg lengkap dan modern maka ini wajar saja, toh ini hanya sebuah istilah saja terhadap sesuatu yg disukai oleh si orang tua murid.. 🙂

    • Juli 17, 2010 pukul 8:53 am

      Betul sekali, kalau yang namanya sekolah unggul tentu saja yang inputnya rendah outnya meningkat, atau moralnya kurang baik menjadi bermoral baik.

  18. Juli 16, 2010 pukul 2:10 pm

    betul sekali pak, kebanyakan ortu maupun siswanya sndiri.
    lingkungan juga sangat berpengaruh

    • Juli 16, 2010 pukul 2:22 pm

      Semoga sesama RSBI saling berkompetisi dengan RSBI, bukan saja dibidang akademiknya tetapi juga biaya murah, input bervariasi, proses pembelajarannya bagus, tidak membedakan miskin kaya, pintar bodoh, tetapi hasilnya berupa siswa yang unggul.
      Kalau benih padi unggul ditanam, pasti hasilnya jadi beras unggul, meskipun yang menanam seorang petani, bukan insinyur. Tapi kalau bibit mangga kecut ditanam menjadi mangga yang manis, maka yang unggul pasti yang menanam.

      • Juli 18, 2010 pukul 12:33 pm

        susah memberi pengertian pada khalayak, caranya gimana y? soalnya emang udah tertanam pikiran umum yang menilai sekolah dari luar

  19. Juli 16, 2010 pukul 12:48 pm

    Kebanyakan paradigma yang ada di masyarakat mnyatakan sekolah unggul adalah sekolah yang epunyai hasil akademik yang tinggi. Kalau menilik temuan dari Tom J Parkins iyu sangat kauh dari gambaran sekolah unggulan di masyarakat. Cuma yang jadi perhatianku di sekolah RSBI adalah di point kedua. Dibenarkan (oleh pemerintah) menarik uang masuk siswa baru sesui dengan udel nya sendiri. Yang jadi kasus yang mencuat di daerahku adalah menarik uang masuk sampai (hampir) 3 juta dengan alsaan untuk pengembangan sekolah ke belakang (membeli tanah kosong). Weleh-weleh ……. ❓ ❗ 😕 😯
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    • Juli 16, 2010 pukul 1:43 pm

      Rata-rata yang dirasakan masyarakat seperti itulah Pak. Anak yang pandai tetapi miskin akhirnya tergusur dari komunitas pandai dan kaya. Benar kata Rhoma Irama ya Pak, “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”.

  20. Juli 16, 2010 pukul 12:14 pm

    Yang penting jangan sampai terjadi SEKOLAH UNGGUL=SEKOLAH MAHAL.
    Saya kira penyakit inilah yang harus diwaspadai dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah kita sekarang ini.

  21. Juli 16, 2010 pukul 7:50 am

    benar….sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghasilkan keluaran – keluaran terbaik meskipun inputnya bervariasi

    • Juli 16, 2010 pukul 10:20 am

      Iya Pak, tapi tidak hanya dibutuhkan guru-guru yang hanya pintar saja, melainkan guru-guru yang total dalam pengabdian dan bekerja secara profesional itu yang tidak mudah.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke teguhsasmitosdp1 Batalkan balasan